Call Us Now Toll-FREE: 1-800-800-800
Tanggal 11 January 2011
Ketua Umum : Rina Fahmi Idris
Periode : 2012-2017
IKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA
NATIONAL COMMITTEE OF INDONESIAN BUSINESS WOMEN'S ASSOCIATION
DEWAN PENGURUS PUSAT
IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) adalah Wadah Organisasi Pengusaha Wanita yang bertujuan untuk mensejahterakan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia melalui program kemitraan yang baik dan terpadu antara Pengusaha dan Pemerintah dalam rangka mewujudkan Indonesia Makmur Adil dan Sejahtera melalui Kesejahteraan Keluarga Indonesia
About IWAPI
PROFIL IWAPI
Jejak Langkah IWAPI
Ide mengenai wadah organisasi perempuan pengusaha muncul pertama kali dari dua kakak beradik putri Basyarudin Rahman Motik (Motik singkatan dari Maju Olehmu Tanah Indonesia Kita), pengusaha besar asal Palembang, Sumatera Selatan. Di awal tahun 1970-an, dimasa maraknya pembangunan ekonomi, mereka risau. Mereka--Kemala dan Dewi Motik--melihat bahwa sebelum kemerdekaan pun, wanita telah punya peran di dunia usaha. Lihatlah di Pasar Klewer, Solo. Juga di Bali, Sumatera Barat, atau Sumatera Utara. Tapi mereka berjalan sendiri-sendiri. Maka, terbersitlah di pikiran kakak beradik itu: agar peranserta para wanita pengusaha yang tersebar itu kian nyata dalam pembangunan ekonomi bangsa, mereka berniat untuk menghimpunnya, lalu menjalinkan kerja sama di segala bidang usaha secara terkoordinasi, sehingga mampu melahirkan sinergi yang lebih berarti.
Mereka pun mengutarakan gagasan tersebut ke beberapa wanita pengusaha: Mirta Kartohadiprodjo, Dotty Ibnu Sutowo, Linda Spiro, Linda Latief, Astari Harun Alrasyid, Astrid Soerjantono Soerjo, Ratih Dardo, dan Niniek Soerjo Adiwrsita. Lalu, pada 10 Februari 1975, bertepatan dengan Tahun Wanita Internasional, berdirilah IPWI (Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia). Dan kesepuluh wanita itulah pendirinya. Sedangkan, penasihatnya adalah Nyonya Herawati Diah, Lasmidjah Hardi, dan Hanny Malkan.
Adapun tujuan organisasi tersebut--pertama--membina persatuan dan kerjasama para wanita pengusaha Indonesia, di bidang ekonomi dan usaha. Kedua, meningkatkan pengetahuan serta keterampilan sebagai pengusaha. Dan ketiga, meningkatkan peranserta aktif dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun.
Lalu, dengan cepat, organisasi yang memperjuangkan kepentingan di dunia usaha itupun berkembang dan menonjol kehadirannya di seluruh propinsi Nusantara. Berbagai kegiatan pun dilangsungkan. Mereka melakukan kerjasama dengan Badan Pengembangan Eksport Nasional (BPEN), misalnya, sehingga selalu ikutserta dalam berbagai pameran, baik didalam negeri maupun di luar negeri, seperti di Pekan Raya ASEAN, di Arab Saudi, dan Australia.
IWAPI juga bergerak membina hubungan dengan bank-bank pemerintah dan swasta, untuk meningkatkan permodalan anggotanya. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para wanita pengusaha, IWAPI pada 5 Desember 1979 membentuk Pusat Pendidikan IWAPI, antara lain rutin mengadakan kursus katering dan garmen yang ternyata hingga kini paling banyak diminati.
Dan, antara lain bekerja sama dengan lembaga Pembinaan dan Pengembangan Manajemen UI dan sekolah perhotelan NHI Bandung, IWAPI juga mengadakan pendidikan bisnis lainnya. Bahkan, IWAPI telah pula mengirimkan anggota-anggotanya untuk menimba ilmu di luar negeri, antaranya ke International Marketing Institute di Cambridge, dan Indonesia Senior Executive Program di Fontainebleau, Prancis.
Kini, IWAPI telah memasuki usia ke-33 sebagai asosiasi pengusaha perempuan di Indonesia. IWAPIpun semakin dewasa dalam menjejakkan langkah menapak perjuangan perempuan pengusaha di Indonesia. Tidak hanya itu, IWAPI juga semakin memperkokoh peran dan jati dirinya di kancah Internasional. Dengan visi yang baru diusung berupa “Menjadi organisasi perempuan pengusaha terbaik tingkat Nasional dan Internasional” IWAPI bersama 16,000 anggotanya yang tersebar di 256 cabang di 30 propinsi di Indonesia berusaha dengan segenap kemampuannya untuk melaksanakan misi IWAPI yaitu 1) IWAPI memberdayakan dan memperkuat kaum perempuan di dalam UKM melalui peningkatan kemampuan anggota untuk mengelola usaha anggota, mendapatkan akses terhadap teknologi baru, pemasaran dan pembiayaan. 2) IWAPI memperjuangkan anngotanya dengan berbagai cara antara lain advokasi, pelatihan (ketrampilan teknis, manajeman dan sumber daya manusia), dan networking.
Ketua IWAPI Dari Masa Ke Masa
DR. Kemala Motik Abdul Gafur (1975-1982)
Salah seorang pendiri IWAPI, Kemala duduk di kursi Ketua Umum IWAPI dalam dua periode. Perempuan kelahiran Jakarta 6 Oktober 1944 ini menyelesaikan pendidikan ekonominya di Universitas Indonesia (UI) yang kemudian dilanjutkan dengan menimba ilmu di International Marketing Institute di Cambridge University.
Disamping menjadi presiden direktur dan presiden komisaris di beberapa perusahaan, Mala, begitu ia akrap dipanggil, juga sempat menjabat sebagai Ketua Kompartemen Pendidikan Kadin Indonesia, anggota MPR (1987-1992) dan Rektor Indonusa Esa Unggul. Dalam meningkatkan martabat kaumnya dibidang ekonomi dan bisnis, Mala sangat menekankan dan menaruh perhatian yang dalam di bidang pendidikan.
DR. Hj. Dewi Motik Pramono (1982-1992)
Perempuan kelahiran Jakarta, 10 Mei 1949 ini sangat besar perannya di IWAPI. Menjabat sebagai Ketua Umum IWAPI selama dua periode. Lulusan IKIP Jakarta untuk S1 dan Florida International University, AS untuk S2 ini dikenal sebagai Women In Action mengingat kiprahnya di berbagai bidang.
Pernah dinobatkan menjadi women’s of the year 1992, Dewi selain memegang jabatan diberbagai organisasi seperti Kadin, Ikatan Sarjana Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia, Ika Boga dan sebagainya, juga sibuk mengurusi beberapa perusahaan. Mantan peragawati dan top model Indonesia tahun 1974 ini senantiasa berfikir soal bagaimana mengangkat keberadaan pegusaha kecil dan menengah.
Netty B. Rianto (1992-1997)
Sebagai Ketua Umum IWAPI yang ketiga, Netty adalah salah seorang diantara mereka yang memikirkan keberadaan perempuan, agar dapat lebih berperan dan aktif menjadi mitra sejajar pria atau dalam istilah keren sekarang: memperjuangkan kesetaraan gender.
Perempuan kelahiran Jakarta, 20 Mei 1952 ini menyelesaikan studinya di Yamato Beauty Collage-Tokyo, Jepang, Victoria Business College London dan di Asian Institut of Management Manila, Philipina. Pernah dinobatkan menjadi Women of The Year 1994, Netty berpendapat "prinsip kekeluargaan penting dalam bisnis dan organisasi".
Suryani Sidik Motik (1997-2007)
Menyelesaikan S1 di IKIP Jakarta, S2 di Maryland University USA, Ketua Umum IWAPI sekarang yang akrab dipanggil Yani, saat ini tengah sibuk menyusun disertasi S3nya di jurusan Administrasi Universitas Indonesia. Wanita ini juga sibuk mengajar, serta mengurus perusahaan sendiri yang bergerak di sektor Industri dan Jasa Konsultan.
Ibu dua anak ini kini tengah serius menerapkan berbagai kiat untuk memajukan 16.000 Wanita Pengusaha yang bernaung di bawah organisasi IWAPI. Sebagian besar anggota organisasi yang dipimpinnya adalah pengusaha Mikro dan Kecil yaitu sebanyak 85%, 12% diantaranya termasuk dalam skala menengah, dan 3% diantaranya termasuk dalam kategori usaha besar.
Peningkatan kemampuan pengelolaan, leadership, serta memperbesar peluang usaha dengan memperluas networking dibidang keuangan, pemasaran dan teknologi adalah hal yang selalu menjadi "concern"nya dalam menjalankan program kerja yang dipimpinnya. Wanita ini terpilih sebagai "eisenhower fellow " dari Indonesia ini juga menjadi Duta Wanita Pengusaha Indonesia dalam berbagai pertemuan di dalam maupun di luar negeri.
Rina Fahmi Idris (2007-2012) & (2012 - 2017)
Bak Pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonya. Padanan kata itu yang pas dan tepat untuk merekam perjalanan hidup Rina Fahmi Idris. Perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1972 saat ini dipercaya menjadi ketua Umum IWAPI periode 2007-2012. Beliau merupakan Putri bungsu Menteri Perindustrian, Bapak Fahmi Idris terlahir sebagai putri seorang aktivis, organisatoris, pengusaha dan politisi membuat darah itu mengalir ders pada dirinya.
Kisah sukses Rina tak bisa dilepaskan dari dukungan sang suami Poempida Hidayatullah PhD, Pria yang dikenalnya dan menikahinya 16 tahun lalu di London saat menempuh studi dan kini telah memberikan lima orang putera-puteri ini.
Wanita muda usia 39 tahun ini, menyampaikan posisinya saat ini adalah berat dan penuh beban amanah dimana dengan dihadiri 1200 orang pengurus IWAPI yang datang dari 31 provinsi dan melalui para Ketua Provinsi, memilihnya secara langsung pada Munas VIII IWAPI tahun 2012 di Hotel Sahid untuk periode 2012-2017.
Rina Fahmi berharap dapat menjadi Ketua Umum (Wanita Pemimpin) yang egaliter, produktif dan layak diteladani. Selain memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap organisasi dan anggotanya, bijaksana dalam mengambil keputusan, juga berwawasan luas.
Salah satu tekad mulia yang ingin diwujudkan oleh Rina Fahmi, ketua Umum DPP IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) yang baru terpilih bulan November 2007 lalu. Tekadnya adalah menjadikan IWAPI, untuk bisa eksis dan diperhitungkan keberadaannya secara nyata oleh partner-partner kerja dan public, di Asia Pasific dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan.
IWAPI yang dalam tugas, fungsi pokok dan tujuannya: Menghimpun, membina, memfasilitasi, memberikan solusi dan memotivasi anggotanya dalam kaitan dengan: kenyataan, kendala dan tantangan yang dihadapi mereka dalam menjalankan usaha, diantaranya kendala akses pembiayaan, peningkatan mutu SDM dan produk, pembenahan manajemen, cara sosialisasi pemasaran yang efektif, memotivasi sebagai wanita multi fungsi, ikut serta memberikan masukan kepada pemerintah mengenai krisis-krisis yang dihadapi UMKM dan Wanita.
Komitmen dan tekadnya diwujudkan antara lain mencari kerjasama secara terstruktur, efektif, kreatif dan agresif dengan pihak-pihak ke tiga, diantaranya: Pemerintah, perbankan, sesama Asosiasi dan pihak Swasta baik dalam negeri maupun luar negeri.